HUWAAAAAAOOOWWWW udah 2017!!!
Berapa lama blog ini tidak terjamah oleh daku xD
Ehem. Jadi gini.. siang hari ditemani suara rintikan hujan~ aku iseng cek-cek folder-folder lama semasa awal kuliah. Ehhhh nemu tugas-tugas dari matkul Dasar Jurnalisme.
Dan kemudian aku tetiba mendapatkan ide untuk memposting tugas-tugas tersebut ke sini daripada sepi banget ni blog. Siapa tau ada suatu pelajaran yang bisa diambil dari bacaannya~
BAIKLAH. Dimulai dari yang satu ini yaaaaa...
###
Di Mana Aku bisa Temukan Judul yang Tepat?
Sudah
terlampau sering aku menulis tentang diriku. Tapi ternyata tidak menutup
kemungkinan setiap menentukan awal kalimat aku selalu bingung. Mungkin bisa
kumulai menceritakan tentang diriku berawal dari nama. Namaku Ashfa Fariha
Lathifah. Aku punya beberapa nama panggilan yang sebagian besar ialah ciptaan
temanku sendiri seperti Aspue, Aspoe, Pue, Poe, dan Aspoy. Yaa.. meskipun
keseluruhan hampir terdengar sama. Lain hal ketika di keluarga, aku biasa
dipanggil dengan sebutan eneng karena
aku memang berasal dari suku sunda.
Usiaku
sekarang delapan belas tahun. Saat di tahun pertama kuliah kemarin, teman-teman
kelas biasa mengecengiku karena aku
satu-satunya yang masih berusia tujuh belas tahun saat itu. Ya, aku kelahiran
tahun 1997. Menurutku, aku tidak begitu muda menjadi mahasiswi angkatan 2014
yang lahir pada 1997 meskipun normalnya angkatan 2014 adalah mereka yang lahir
pada 1996. Ini dibuktikan dengan mahasiswa termuda pada 2014 ialah dia yang
berusia empat belas tahun.
Aku
lahir di Brebes, Jawa Tengah namun besar di Serang, Banten. Orang-orang mengira
bahwa sundaku berasal dari Serang. Itu salah. Sundaku berasal dari suatu daerah
yang ada di pinggiran Kabupaten Brebes. Meskipun aku lahir di tengah-tengah
suku sunda, namun aku belum begitu menguasai bahasa sunda karena memang kedua
orang tuaku tidak pernah mengajakku berbicara dengan bahasa sunda. Sedikit
menyesal, karena kini aku merasakan betapa pentingnya bisa berbahasa daerah.
Waktu
SMA dulu temanku menjuluki aku sebagai gadis jadi-jadian. Bukan karena
tampilanku yang tomboy. Tapi karena hobiku yang seperti anak laki-laki. Main
futsal, nonton sepak bola, main gitar, main PS, lari-larian, itu semua alasan
mereka menjuluki aku gadis tomboy. Teman-teman dekatku dari SMA juga beberapa
anak laki-laki yang sampai sekarang masih asik kalau ngobrol. Kadang walaupun
tidak ada keperluan atau tidak ada yang penting, kami sengaja mencari-cari
topik aneh yang mau diobrolin meski via BBM atau Line. Menurutku, berteman
dengan anak laki-laki itu menyenangkan karena hampir tidak pernah
se-mengecewakan ketika berteman dengan anak perempuan. Tapi ini bukan berarti
aku tidak punya teman perempuan. Teman perempuanku malah sangat banyak tersebar
di beberapa pulau di nusantara ini.
Aku
mulai suka bermain futsal ketika di SMP dulu dan semenjak di SMP aku juga suka
dengan sepak bola. Klub favoritku adalah Real Madrid. Ketika pertama kali
memutuskan untuk menjadi pendukung Real Madrid, awalnya karena pemain
kesukaanku bermain di sana, Mesut Ozil. Pertama kali melihat Ozil ketika di
Piala Dunia 2010 dan semenjak itu aku mencari info tentangnya dan ternyata Ozil
bermain di Madrid. Tapi kemudian tahun 2013 Ozil pindah ke Arsenal sampai
sekarang. Dari situ aku mulai menyadari bahwa ternyata aku tidak begitu mengaguminya.
Aku malah jadi semakin setia dengan Real Madrid dengan bukti bahwa meski Ozil
hengkang dari Madrid, aku tetap Ninas. Bahkan aku tak mengikuti perjalanan Ozil
di Arsenal. Eh, kenapa malah jadi fokus ke Ozil… intinya, aku ini gemar bermain
futsal dan aku pendukung Real Madrid.
Aku
gadis yang setiap keluar rumah mengenakan kerudung yang menjulur hingga
menutupi apa yang diperintahkan Rabb-ku, gamis yang menjuntai hingga mata kaki,
dan tak lupa sepasang kaos kaki. Hingga orang-orang yang hanya melihatku dari
luar menandaiku sebagai gadis alim yang lemah lembut katanya. Padahal tidak,
aku hanya ingin berusaha menjadi muslimah yang sesuai dengan apa yang Rabb-ku
mau. Dari penampilanku yang seperti ini, awalnya banyak yang terkejut ketika
mereka akhirnya tahu apa hobiku. Terlebih lagi ketika aku dulu ikut salah satu
UKM bela diri di UGM. Sekarang aku lebih memrioritaskan kegiatan lain daripada
bela diri meskipun dalam hati yang terkecil aku masih ingin melanjutkan bela
diri tersebut. Rasanya mengagumkan ketika bisa mengeksplor kemampuan diri.
Di
samping hobi bola, aku juga hobi menulis. Tulisan yang biasa kutulis tidak jauh
dari karangan fiksi yang diserap sedikit dari kisah nyata, terkadang aku juga
menulis puisi. Ada rasa ketenangan dan kenikmatan sendiri ketika berhasil
mengungkapkan perasaan melalui tinta pena.. meskipun akhir-akhir ini aku lebih
sering menulis dengan mengetik. Waktu SD dulu, aku sempat punya buku yang berisi
kumpulan puisi tulisanku sendiri namun kini entah buku itu ada di mana. Mungkin
akan terasa geli ketika membaca karangan masa laluku itu karena menyadari bahwa
aku tidak begitu mengerti ilmunya namun aku tidak peduli karena aku sangat suka
menulis. Ketika SMA, semangat menulisku mengendur. Mungkin tersebab hantaman
rumus-rumus fisika serta senyawa-senyawa kimia yang begitu menamparku untuk
bisa menguasai mereka. Tapi apalah daya, minatpun aku tak ada. Nilai
tertinggiku ya, di mata pelajaran yang berjudul Bahasa. Mungkin ini sebagai
refleksi dari hobiku.
Aku
juga suka membuat desain poster. Tapi poster yang bertemakan pesan-pesan
islami. Sebenarnya, aku mulai menjadikan desain sebagai hobi sejak aku
bergabung di komunitas MuslimahTalk. Aku seorang wakil kepala divisi Tim
Kreatif dan aku tidak mengerti mengapa bisa. Ketika mendaftar dulu, aku mengajukan diri untuk
masuk ke divisi sosial tapi mereka malah menerimaku di tim kreatif. Mau tidak
mau aku harus belajar desain pada waktu itu. Oleh karena job yang berkepanjangan itu, aku mulai menikmati dunia desain.
Benar kata seorang seniman, katanya seni yang bagus itu berasal dari hati
empunya yang paling dalam, maka karya tersebut akan memiliki makna yang dalam
juga. Menurutku, suatu karya itu tercipta dari kegelisahan empunya. Dari
kegelisahan itu, ditumpahkan dalam suatu karya entah itu dalam bentuk gambar,
tulisan, atau bahkan lirik lagu. Bagiku, ada kesan puas dan bahagia tersendiri
ketika berhasil menelurkan satu desain poster yang memiliki makna mendalam.
Saat
ini aku menginjak tahun kedua di universitas yang katanya salah satu yang
terbaik di Indonesia. Aku punya harapan besar. Aku harap dengan adanya aku
menimba ilmu di universitas ini bisa menjadi jembatanku untuk menggapai apa
yang aku impikan. Tulisan ini mungkin akan menjadi lebih panjang lagi jika
kutulis semua mimpiku. Aku ini seorang pemimpi yang mengusahakan mimpi-mimpinya
bukan hanya untuk menjadi sebatas mimpi tapi sebagai suatu penerang bagi
kebaikan diriku juga bumi yang kupijak ini. Masih banyak lagi sebenarnya yang
ingin kutuang dalam goresan-goresan ini, namun cukuplah sementara ini untuk
kunikmati sendiri. Biar judul tulisanku ini melayang bersama angan-angan selama
tidak lenyap tertelan keserakahan laksana seorang pemimpin yang sengaja membuat
pudar arti keadilan dan kesejahteraan.